View My Stats

Rabu, 26 Januari 2011

tenaga nuklir

Tenaga nuklir merongrong upaya perlindungan iklim
Terlalu sedikit dan sudah terlambat
Tenaga nuklir, semaksimal apapun, hanya dapat memberikan kontribusi yang amat sedikit erhadap penurunan emisi CO2. Itu pun baru terjadi lama setelah dunia membutuhkan emangkasan emisi besar-besaran dan hanya dicapai denganmenafikan solusi pendanaan iklim yang nyata.Saat ini 439 reaktor nuklir3 memasok sekitar 15% listrik global, yang hanya mewakili6,5% konsumsi energi dunia dan hanya 2% dari penggunaan akhir energi.4Skenario global Perspektif Teknologi Energi (Energy Technologies Perspectives)dari Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA), yang diterbitkanpada bulan Juni 2008, menunjukkan, bahkan jika kapasitas nuklir digandakanempat kali lipat pada tahun 2050, kontribusi nuklir hanya 6% terhadap upayapemangkasan emisi karbon dari sektor energi hingga separuhnya pada tahun2050.5 Namun, perluasan nuklir seperti itu merupakan tugas yang mustahil:
Biayanya akan mencapai hampir 10 triliun dollar AS hanya untuk membangun reaktor-reaktor nuklir baru, sementara listrik yang dihasilkan baru dapat dinikmati jauh setelah tahun 2020, yaitu pada saat dimana dunia seharusnya sudah jauh mengurangi emisi gas-gas rumah kaca (GRK). Selain itu, pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut akan menimbulkan bahaya besar baik dari limbah yang dihasilkannya, kecelakaan, maupun penyebaran nuklir. Sebaliknya, teknologi energi terbarukan yang sudah jelas terbukti, tersedia saat ini, dapat dibangun dan dimanfaatkan dengan cepat serta mampu mengurangi emisi GRK. Sebagai contoh, waktu yang dibutuhkan untuk membangun sebuah turbintenaga angin yang besar telah berkurang menjadi hanya dua minggu, denganmasa perencanaan antara satu hingga dua tahun.Skenario IEA ETP tahun 2008 yang disebutkan di atas menunjukkan bahwakontribusi yang dapat diberikan oleh energi terbarukan terhadap pemangkasanemisi GRK adalah sebesar tiga hingga empat kali lipat lebih besar dibandingkanekspansi energi nuklir; bahkan terdapat potensi yang lebih besar lagi pada efisiensienergi – dan ini semua bisa diperoleh tanpa resiko pengorbanan yang lebih besar.
Nuklir, sebuah pengalih perhatian yang mahal Investasi untuk membangun stasiun tenaga nuklir membutuhkan modal besar dan penuh resiko. Angka-angka prakiraan saat ini serta jadwal pembangunan yang diajukan industri nuklir kepada investor dan kalangan pemerintahan tidak didukung oleh pengalaman yang lalu atau bahkan oleh yang tengah dialami saat ini. Di India, misalnya, biaya penyelesaian 10 reaktor nuklir terakhir rata-rata sudah tiga kali lipatmelebihi anggaran. Reaktor nuklir Olkiluoto 3 yang sedang dibangun di Finlandiasaat ini saja sudah 50% melebihi anggaran (lihat Studi Kasus).

Di lain pihak, skenario [R]evolusi Energi, yang diprakarsai oleh Greenpeace dan Dewan Energi Terbarukan Eropa (European Renewable Energy Council/EREC) (lihat halaman … untuk penjelasan lebih lanjut) menggambarkan suatu peta jalan energi berkelanjutan, yang akan menggantikan energi nuklir dan baha bakar fosilsecara bertahap. Skenario ini mampu menghemat biaya bahan bakar tahunan rataratahingga 750 milyar dollar AS, dan akan mencapai 18,7 triliun dollar AS padatahun 2030.
Sebuah keputusan investasi harus dibuat. Investasi untuk menggandakan kapasitas nuklir global sebanyak empat kali lipat akan berkisar antara 6 hingga 10 triliun dolar AS.6 Sebagaimana perhitungan Amory Lovins dari Institut Rcky Mountain, AS, dibandingkan dengan tenaga nuklir – dan dengan patokan biaya saat ini – pembangkit listrik tenaga angin mampu menggantikan dua kali lipat jumlah karbon bagi setiap dolar yang diinvestasikan. Sedangkan, dengan standarefisiensi energi hampir delapan kali lipat.7

Puncak dari yang disebut sebagai “kelahiran kembali nuklir”, yaitu Reaktor Air Bertekanan Eropa (European Pressurised Water Reactor), yang sedang dalam pembangunan di Finlandia, dengan jelas menggambarkan kelirunya pemikiran untuk menggunakan tenaga nuklir untuk menjawab tantangan iklim. Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) telah memperingatkan
Finlandia pada tahun 2004 akan resiko mengandalkan reaktor nuklir baruuntuk pemangkasan emisi. IEA mengatakan bahwa setiap penangguhan akan menghambat kemampuan Finlandia untuk memenuhi target pengurangan emisi GRK sebagaimana dicanangkan Protokol Kyoto.9 Resiko tersebut kini telah menjadikenyataan.Pada Oktober 2008, 41 bulan setelah pembangunan dimulai, proyek ini secararesmi dinyatakan sudah 3 tahun terlambat dari jadwal yang ditetapkan dananggarannya membengkak melebihi 1.500 juta euro (sekitar 2,000 juta dolar AS).Dengan pengoperasian yang tertunda sampai tahun 2012, OL3 tidak akan siappada waktu yang ditetapkan untuk membantu mencapai target Kyoto dari negaratersebut. Menurut mantan Menteri Lingkungan Hidup Finlandia, Satu Hassi MEP, padasaat keputusan untuk membangun OL3 diambil, negara tersebut kehilangan minatnya terhadap energi terbarukan.10 Sama halnya, pada tahun 2008 Perdana Menteri Finlandia Matti Vanhanen mengatakan: “Saya tidak melihat bahwa (lebih banyak) pembangkit listrik tenaga nuklir dapat menjawab masalah global”, danmenambahkan bahwa dengan mengurangi konsumsi energi, terutama dari kendaraan bermotor, akan memberikan kontribusi lebih besar untuk memerangiperubahan iklim.11Keputusan untuk membangun OL3 diambil pada saat energi terbarukan,terutama pembangkit listrik tenaga angin, telah berhasil dikembangkan dandiproyeksikan akan tumbuh cukup pesat. Angka yang diproyeksikan memangbelum direalisasikan,terutama karena pasar energi dihambat proyek OL3, yangmengambil 85% rencana investasi pembangkit listrik Finlandia yang baru antaratahun 2006 dan 2010.12 (Lihat Gambar 2). Demikian halnya, dapat kita lihatpada Gambar 3 bahwa pembangunan empat pembangkit listrik tenaga nuklirantara tahun 1977 dan 1980 telah menyebabkan terhentinya pengembangan gabungan energi panas dan tenaga (combined heat and power). Keputusan untukmembangun OL3 telah menghasilkan dampak yang sama.Berlawanan dengan janji-janji bahwa Reaktor Air Bertekanan Eropa (EuropeanPressurised Water Reactor/EPR) akan jauh lebih aman, lebih dapat diandalkan,lebih murah dan lebih cepat pembangunannya dibandingkan pembangunanreaktor-reaktor sebelumnya, pengembangan proyek ini justru terlambat, melebihianggaran dan telah gagal memenuhi standar kualitas dan keselamatan yangdiwajibkan Finlandia. Berbagai masalah dilaporkan pada landasan beton bangunan,bangunan utama reaktor, pompa tekanan (pressuriser), dan pipa pendingin utamaserta konstruksi baja reaktor. Semua masalah ini dapat menimbulkan akibat yangserius seandainya terjadi kecelakaan.13 Hingga Agustus 2008, lembaga otoritaskeselamatan nuklir STUK melaporkan adanya 2.100 kesalahan dalam kualitas dankeselamatan dalam proyek EPR.Pelajaran dari Finlandia sudah jelas. Tenaga nuklir tidak mampu mengurangi CO2tepat pada waktu yang dibutuhkan, sebaliknya nuklir mengurangi kesempataninvestasi di bidang energi terbarukan yang bersih serta efisiensi energi, danmenimbulkan resiko berbahaya terhadap kesehatan dan keselamatan.Bahaya kesehatan, keselamatan dan keamanan. Mengusulkan perluasan tenaga nuklir atas nama perubahan iklim hanyamenambahkan ancaman yang berpotensi merusak kesehatan, lingkungan dankeamanan untuk mengatasi ancaman bahaya lainnya. Tenaga nuklir menimbulkanresiko yang berbahaya bagi kesehatan, keselamatan dan keamanan. Dalamkenyataannya, seiring dengan meningkatnya dampak perubahan iklim, resikokeselamatan terkait tenaga nuklir juga meningkat. Sebagai contoh, karena tenaganuklir membutuhkan air dalam jumlah besar untuk proses pendinginan, kekeringanyang sering terjadi di dunia yang sedang mengalami perubahan iklim ini akan berarti
bahwa semakin sedikit air yang tersedia untuk mendinginkan reaktor, yang akan menurunkan keandalan reaktor dan menimbulkan kekosongan energi karena pembangkit listrik tenaga nuklir terpaksa harus ditutup. Ekspansi tenaga nuklir meningkatkan resiko kecelakaan Kecelakaan selalu terjadi pada pembangkit listrik tenaga nuklir. Kecelakaan di Chernobyl, yang merupakan kecelakaan hingga saat ini, telah mencemari wilayahseluas lebih dari 120.000 kilometer persegi dan pencemarannya tersebar sejauhLapland dan Skotlandia. Jumlah pasti korban meninggal tidak akan pernah diketahui, namun mungkin mencapai lebih dari seratus ribu jiwa. Dampak ekonomi dari kecelakaan Chernobyl diperkirakan mencapai ratusan milyar dolar AS. Kecelakaan pada reaktor yang jauh lebih besar dan lebih kompleks, seperti EPR,
bisa menimbulkan dampak yang jauh lebih merugikan.17
Ekspansi tenaga nuklir akan meningkatkan volume dan resiko yang tidak dapat diatasi dari bahan bakar nuklir terpakai dan limbah radioaktif hingga jauh ke masa depan Tidak ada solusi yang aman untuk menangani limbah radioaktif berbahaya daripembangkit listrik tenaga nuklir meskipun milyaran dolar AS telah diinvestasikan,,dan puluhan tahun penelitian telah dilakukan. Sebuah reaktor nuklir biasa, menghasilkan 20-30 ton bahan bakar terpakai dengan kadar radioaktif tinggi setiaptahunnya, yang akan tetap bersifat radioaktif hingga ratusan ribu tahun ke depan.Ekspansi tenaga nuklir secara nyata akan melemahkan keamanan globaldengan semakin meningkatnya peluang untuk penyebaran persenjataan nuklir dan terorisme Satu ton bahan bakar yang digunakan untuk membangkitkan tenaga nuklirumumnya mengandung sekitar 10 kilogram plutonium – jumlah yang cukup untuk membuat sebuah bom nuklir biasa. Percobaan yang dilakukan pemerintahAS telah membuktikan bahwa sejumlah senjata nuklir mampu dibuat hanya dalam hitungan minggu dengan menggunakan b ahan bakar nuklir terpakai biasa dari reaktor air ringan. Salah satu studi menunjukkan bahwa negara dengan basis industri sederhana dapat secara cepat dan rahasia membangun fasilitas pemrosesan kembali berskala kecil. Fasilitas ini disebut pembangkit tenaga ‘cepat dan kotor’ yang setiap harinya mampu menyarikan plutonium dari bahan bakar reaktor terpakai dalam jumlah yang cukup untuk membuat bom. Fasilitas seperti itu panjangnya tidak melebihi 40 meter dan dapat mulai beroperasi enam bulan setelah pembangunan dimulai.18 Daftar negara-negara non-nuklir yang baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengakses teknologi nuklir dan membangun reaktor nuklir cukup panjang dan mengkhawatirkan.19 Meskipun telah dilakukan upaya yang sangat keras untuk membuat sejumlah kesepakatan dan mekanisme politik yang dirancang untukmengamankan bahan baku dan teknologi nuklir, semua ini tetap merupakan tugas yang mustahil. Mohamed El Baradei, Ketua Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency), badan yang bertanggung jawab untuk rejim pengamanan dan keamanan internasional, pada tahun 2005 mengatakan:
”Kendali ekspor telah gagal sehingga memungkinkan berkembangnya pasar gelap bahan baku uklir, pasar yang juga dapat diakses kelompok-kelompok teroris.”.20 Reaktor-reaktor sipil dan transportasi limbah nuklir menambahkan satu dimensi menakutkan lagi pada ancaman nuklir karena mereka adalah target yang menarik untuk kelompok-kelompok teroris.

Energi terbarukan dan efisiensi energi – satu-satunya opsi Greenpeace dan Dewan Energi Terbarukan Eropa (European Renewable Energy Council/EREC) menugaskan Institut DLR (Pusat Luar Angkasa Jerman/German Aerospace Centre) untuk mengembangkan suatu jalur
energi berkelanjutan global hingga tahun 2050. Skenario [R]evolusi Energi25 ini merupakan suatu cetak biru yang realistis untuk masa depan energi yang berkelanjutan dan berkeadilan. Skenario ini akan mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan distribusi dan akses energi yang lebih adil. Yang paling penting, skenario ini didasarkan pada teknologi energi
terbarukan yang dapat diandalkan dan sudah terbukti efisiensinya. Skenario ini menyertakan penghapusan nuklir dan bahan bakar fosil secara bertahap. Skenario [R]evolusi Energi enunjukkan bahwa dengan mempertahankan tingkat pertumbuhan industri energi terbarukan saat ini yang mencapai dua digit, meningkatkan penggunaan gabungan panas dan tenaga listrik dan
dengan memberlakukan standar efisiensi yang tinggi untuk kendaraan,gedung dan peralatan yang mengkonsumsi energi, amatlah mungkin untuk membangkitkan tenaga listrik yang memadai untuk

Dunia harus berupaya sebisa mungkin untuk mempertahankan kenaikan temperatur tetap di bawah dua derajat. Upaya ini hanya dapat dicapai dengan menggunakan energi terbarukan yang berkelanjutan dan efisiensi energi. Tenaga nuklir bukanlah bagian dari solusi iklim namun sebuah pengalih perhatian yang mahal dan berbahaya.

• Emisi gas rumah kaca global harus mencapai puncaknya dan mulai turun pada tahun 2015 dan dipangkas menjadi setengahnya pada tahun 2050.
• Dibutuhkan komitmen yang mengikat bagi negara-negara industri untuk mengurangi emisi sebesar 30% pada tahun 2020 dan 80% pada tahun 2050, lewat upaya-upaya domestik mereka, dan untuk mengarahkan pendanaan-pendanaan besar untuk dekarbonisasi di negara-negara berkembang.
Akhir jaman nuklir:
• Hapuskan secara bertahap reaktor-reaktor nuklir yang ada.
• Tidak ada lagi pembangunan reaktor nuklir komersial baru.
• Hentikan perdagangan internasional teknologi dan bahan baku nuklir.
• Hapuskan secara bertahap seluruh subsidi, langsung maupun tak langsung, untuk energi nuklir.

  1. Kofi Annan, Sekretaris Jenderal PBB, “Perubahan iklim bukan hanya isu lingkungan”, The Independent,edisi 9 Nopember 2006, halaman 39.
  2. Skenario Referensi menurut Prakiraan Energi Dunia tahun 2004 dari Badan Energi Internasional(International Energy Agency).
  3. Sistem Informasi Reaktor Pembangkit Tenaga IAEA, http://www.iaea.org/programmes/a2/
  4. Prakiraan Energi Dunia tahun 2006, Badan Energi Internasional. Namun, analisa lain oleh InstitutAnalisa Sistem Terapan Internasional (International Institute for Applied Systems Analysis/IIASA)menunjukkan bahwa tenaga nuklir hanya mewakili 2,2% dari konsumsi energi dunia. Perbedaan inidikarenakan IIASA menganggap output listrik dari sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir sebagaisumber energi utama. IEA, di lain pihak, menganggap panas sebagai sumber energi utama dandengan demikian mengasumsikan efisiensi sebesar 33%. Oleh karena itu, nilai energi utama dari satukWh tenaga nuklir yang dihasilkan dunia saat ini berdasarkan metodologi IIASA secara kasar setaradengan sepertiga nilai dari satu kWh yang sama berdasarkan metodologi IEA.
  5. Perspektif Teknologi Energi (Energy Technology Perspectives), Badan Energi Internasional (InternationalEnergy Agency), OECD, Juni 2008, http://www.iea.org/Textbase/techno/etp/index.asp
  6. Triliun (1.000.000.000.000) adalah seribu milyar. Untuk meningkatkan kapasitas yang ada menjadidua kali lipat pada tahun 2030 dibutuhkan pembangunan sedikitnya 500.000 MW kapasitas nukliryang baru, baik untuk menggantikan pembangkit yang sudah tua maupun untuk menambahkapasitas baru. Jika kita mengambil pengalaman terkini dari Olkiluoto-3 sebagai patokan harga, biayapembangunannya sekitar 4.300 USD/kW. Analisa Moody’s memberikan estimasi rendah sebesar5.000 dan estimasi tinggi sebesar 6.000 USD/kW. (Generasi Nuklir Baru di AS: Tetap Terbuka Terhadap Opsi vs Memenuhi Kebutuhan Yang Tidak Terelakkan (New Nuclear
  7. R]evolusi Energi – Sebuah Perkiraan Energi Dunia Berkelanjutan, Greenpeace dan Dewan Energi TerbarukanEropa (European Renewable Energy Council), Oktober 2008 http://www.greenpeace.org/raw/content/international/press/reports/energyrevolutionreport.pdf.
  8. Badan Energi Internasional (International Energy Agency), Kebijakan Energi negara-negara angota DewanEnergi Internasional (IEA); Tinjauan Finlandia tahun 2003 (http://www.iea.org/textbase/nppdf/free/2000/finland2003.pdf), IEA, 2004.
  9. Satu Hassi MEP, Menteri Lingkungan Hidup Finlandia tahun 1999 – 2002, Pemilihan akan NuklirDeciding on Nuclear) (http://www.satuhassi.net/puheet/praseg.pdf), UK Parliamentary and Sustainable Energy Group (PRASEG) Briefing, Nopember 2005. Lihat juga
  10. Satu Hassi MEP dalam BagaimanaKyoto digunakan sebagai argument dan apa yang terjadi setelahnya (http://www.satuhassi.net/puheet/ kyoto181005.htm), 18 Oktober, 2005.
  11. Reuters, Tenaga nuklir bukan obat bagi perubahan iklim: Perdana Menteri Finlandia, 14 Januari 2008 http://www.reuters.com/article/environmentNews/idUSN1442651320080114?feedType=RSS&feed Name=environmentNews.
  12. Data Statistik Finlandia sampai tahun 2006: Data Statistik Energi Tahun 2006. Kapasitas nuklir setelah tahun 2006 berdasarkan asumsi bahwa OL3 mulai berproduksi pada pertengahan tahun 2011. Proyeksi tenaga angin sebelum keputusan pembangunan OL3 diambil; Electrowatt-Ekono 2001: Tuulivoiman mahdollisuudet Suomessa [Prospek Tenaga Angin di Finlandia]. Bisnis tenaga angin biasa berdasarkan Pöyry Energy 2007: Tuulivoimatavoitteiden toteutumisnäkymät Suomessa [Prakiraan Pemenuhan Target Tenaga Angin di Finlandia].
  13. Data Statistik Finlandia: Data Statistik Energi tahun 2006.
  14. Dalam hal landasan yang terbuat dari beton, kandungan air yang tinggi, jika terjadi kecelakaan, akan mengakibatkan keretakan yang cepat. Kualitas jalur baja reaktor di bawah standar dapat menghasilkan peningkatan pelepasan radioaktif jika terjadi kecelakaan. Implikasi Keselamatan dari Masalah-Masalah di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Olkiluoto, disiapkan untuk Greenpeace oleh Dr Helmut Hirsch, Mei 2007.
  15. Press release pemerintah Jerman tanggal 17 September 2007: http://www.bmu.de/english/current_press_releases/pm/40029.php.
  16. Perkiraan jumlah korban tewas berbeda-beda. Menurut IAEA sebesar 4.000 sementara sebuah studi Greenpeace mendapatkan sekitar 93.000 kasus kanker fatal yang diakibatkan kecelakaan nuklir Chernobyl di Belarus dan selama 15 tahun terakhir terdapat 60.000 kematian tambahan di Russia akibat kecelakaan nuklir Chernobyl. Bencana Nuklir Chernobyl – Akibatnya pada Kesehatan Manusia, Greenpeace, 2006. http://www.greenpeace.org/international/press/reports/chernobylhealthreport.
  17. Kajian radiologi atas dampak limbah pembangkit listrik tenaga nuklir epr/pwr yang diusulkan di Perancis, John Large, untuk Greenpeace Perancis, 3 Pebruari 2007.
  18. Sejak tahun 1977, laboratorium riset nuklir AS secara ekstensif mempelajari kelayakan pengembangan fasilitas pemrosesan kembali yang “cepat dan kotor”. Sebagian besar dokumen aslinya tetap dirahasiakan, namun sebuah gambaran umum yang amat bagus tentang fasilitas tersebut dipublikasikan oleh V. Gilinsky dkk. pada tahun 2004 (V. Gilinsky et al., Penelitian baru terhadap resiko penyebaran Reaktor Air Ringan (Light Water Reactors) diterbitkan oleh Nonproliferation Policy Education Centre, Okt. 2004). Studi utama yang pertama membuktikan bahwa negara dengan basis industri biasa-biasa saja dapat dengan cepat dan rahasia membangun sebuah fasilitas pemrosesan kembali kecil yang setiap harinya mampu menghasilkan plutonium dalam jumlah yang cukup untuk membuat bom.
  19. 23 Italia, Portugal, Norwegia, Polandia, Belarus, Irlandia, Estonia, Latvia, Turki, Iran, negara-negara Teluk, Yaman, Israel, Siria, Yordania, Mesir, Tunisia, Libia, Aljazair, Maroko, Nigeria, Ghana, Namibia, Azerbaijan, Georgia, Kazakhstan, Chile, Venezuela, Banglades, Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, Australia dan Selandia Baru.
  20. Majalah Spiegel edisi 8 Des 2005: Menjaga Dunia Aman dari Bom.
  21. Terima kasih kepada The Greens and European Free Alliance in the European Parliament atas sebagian besar informasi dalam bab ini yang diambil dari lembaran fakta mereka “Tenaga nuklir tidak akan menyelamatkan iklim kita: 40 fakta dan bantahan”.
  22. Mekanisme yang ditetapkan dalam Pasal 12 Protokol Kyoto menjelaskan kebijakan yang manfaatnya dapat dinikmati bersama oleh negara-negara maju dan berkembang (negara-negara utara dan selatan). Tujuannya adalah untuk membantu negara-negara utara dan selatan “mencapai pembangunan berkelanjutan dan sebagai kontribusi terhadap sasaran akhir Konvensi tersebut’ (Pasal 12.2.). Kegiatan-kegiatan ini harus mengandung ‘manfaat yang nyata, terukur dan jangka panjang’ (Pasal 12.5.b). Penolakan terhadap tenaga nuklir dalam CDM mendapat ekspresi konkrit dari komitmen seluruh negara utara untuk tidak terpaksa berpaling ke CDM untuk proyek-proyek yang berbasis energi nuklir. Terkait dengan sistem pengambilan keputusan yang berlaku, yang dilakukan melalui Dewan CDM, pada dasarnya hal ini berarti bahwa tenaga nuklir akan dihapuskan paling tidak dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan.
  23. http://www.abs-cbnnews.com/topofthehour.aspx?StoryId=80742
  24. “CNEA [Komisi Energi Atom Nasional Argentina] melaporkan bahwa hutang negara Argentina terdiri dari: US$100 juta kepada Siemens, US$902 juta kepada perbankan Jerman, dan US$80 juta kepada berbagai investor. Total jenderal hutangnya adalah US$1,08 milyar. http://www10.antenna.nl/wise/ index.html?http://www10.antenna.nl/wise/618/5651.php
  25. [R]evolusi Energi – Sebuah Perkiraan Energi Dunia Berkelanjutan, Greenpeace dan Dewan Energi Terbarukan Eropa (European Renewable Energy Council), Oktober 2008 http://www.greenpeace.org/raw/content/international/press/reports/energyrevolutionreport.pdf Greenpeace International Tenaga Nuklir - Merongrong upaya perlindungan iklim 7 Greenpeace International Nuclear Power - No solution to climate change 8 Greenpeace

Greenpeace International Nuclear Power - No solution to climate change 8
Greenpeace adalah organisasi kampanye global independen yang bekerja untuk mengubah sikap dan perilaku, untuk melindungi dan melestarikan lingkungan dan mempromosikan perdamaian.
Diterbitkan oleh Greenpeace International, Ottho Heldringstraat 5, 1066 AZ Amsterdam, Belanda Untuk informasi lebih lanjut, hubungi: enquiries@int.greenpeace.org Greenpeace © gp /Nimtsch